Dalam rangka masih memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-75, aku kembali mengulik tulisan lama yang gagal terbit di media Jogja yang lumayan bergensi itu. Setelah aku baca lagi memang tulisan ini kurang deep buat media yang sering mengkritisi dengan pedas tapi ngga blak-blakan dan malah jatuhnya cenderung humoris itu. Aku tau, tidak semua orang Indonesia seperti yang akan aku tulis di bawah ini, sebenernya tulisan ini masih sangat subjektif sesuai dengan preferensi ku terhadap orang disekitar yang aku lihat. apalagi sekarang sudah 2020, dan tulisan ini di ketik 27 Desember tahun 2018. Jadi tulisan ini di muat ulang untuk menjadi kumpulan portofolio kegagalan-kegagalanku supaya lebih semangat lagi kedepannya. Dan nggak harus melulu keberhasilan juga yang diceritain, kegagalan ditulis bagus juga buat jadi pembelajaran, bahwa ngga ada sesuatu yang instan di dunia ini. Buat kalian juga semangat ya, terus lakuin hal yang membuat kalian merasa berarti. If we can change the world, of course we can change ourself to be better each day~
Happy Independence day, Indonesia!
Hai, kembali lagi bersama saya Sisi, dalam acara.... eh maap ini bukan stasiun TV yha. Oh, ini Mojok.co yang punya semboyan sedikit nakal banyak akal itu, bhaiq, maka dari itu saya ingin membuat opini nyeleneh ini. Artikel ini sepenuhnya pendapat pribadi saya yang belum teruji validitasnya dengan SPSS karena belum pernah ada manusia-manusia akademisi yang berniat melakukannya. Yha mungkin setelah membaca tulisan ini, kalian mahasiswa psikologi, atau mahasiswa sosiologi yang meneleti mengenai karakter bisa, dan monggo diadakan penelitiaanya.
Oke, dari pada baca tulisan saya
yang makin ngalor ngidul ini, mari
saya coba menjelaskan isi pemikiran ini, mengenai apa saja sih kesalahan-kesalahan orang indonesia yang akan terus diulang
yang nantinya, eh ga nanti ding, tapi
sekarang dong.
1.
Datang terlambat
Iya, entah kenapa. Terlambat seakan
telah mendarah daging dalam tubuh mayoritas manusia indonesia sekali lagi
meski tidak selalu Yha saya cuma
ambil gambaran besar dari yang sering saya lihat, saya sendiri contohnya
yang acapkali beralasan klasik, semacam merutuki jalanan macet, yha tolong kalau kamu ga mau macet dan pen buru sampai, berangkatnya kemarin dong kaka, atau orang dengan
tipe yang menyalahkan cuaca yang sedang syahdu syhadunya karena nangis terus sih langitnya, atau jenis-jenis manusia play victim dalam lingkup keluarganya dan keluarga yang terkadang juga
tidak bersalah bahkan mungkin tidak tahu apapun dijadikan sasaran alasan
dengan berkata semacam, maaf tadi masih di suruh mama jaga ponakan, masih di
suruh mbak ngepel rumah, kuras kamar mandi, masih diminta ayah menyelamatkan
bumi dan seisinya. Saya yakin kalian menemukan beragam alasan yang lebih
variatif, bisa komen lah nanti kawan~
2.
Buang sampah rokok di jalan
Merokok mungkin memang masuk bagian
dari kebudayaan nenek moyang yang diturunkan secara langsung dari generasi ke
generasi, di wariskan dari keluarga satu ke keluarga berikutnya, dan bahkan
sampai di buatkan museum rokok oleh brand terkenal rokok dan menjadi tempat
hits tuk berselfie ria para millenials yang gila like dan komen #relationshipgoals itu, namun ya mbok ya jangan buang-buang seenaknya
juga toh. Tidak jarang dan sangat sering ini apa bedanya oon saya menjumpai para lelaki yang mengendarai
motor tercintanya itu, entah sendiri atau bersama kekasihnya, yang selepas
ngudut membuang putung rokok itu dimana-mana seolah hal itu bukanlah masalah
besar, padahal kan yha besar. Bayangin aja kalau belum habis betul, terus ada truk tangki
pertamina yang mau kirim bensin ke pom-pom, lalu meledak karena terkena percikan
putung rokok tersebut, dan menyulut api sehingga membuat kebaranh hmm. Mana, imajinasi saya ini sangat
tinggi. Sering kali bayangin aja, kena api kebakarannya ketika
menggendarai motor di belakang truk tangki pertamina itu. Haduu, apa iya saya harus mengalami kaya di film-film Final Destination~ Jangan sampailah juga
ya, Suminah.
3.
Masuk Bus Surabaya Tanpa Bawa Botol
Mungkin ada warga non-Surabaya yang
belum tahu atau malah warga Surabaya sendiri yang belum tahu (wah tapi parah si kalau ini sampe ada yha~)
di kota yang di pimpin Bu Risma ini ada yang namanya “Bus Surabaya”, sebuah
sarana transportasi umum untuk masyarakat yang biaya naiknya di bayar
menggunakan botol plastik, namun seperti yang sudah saya tulis di judul, kadang
masih aja ada manusia-manusia yang dengan lugunya naik ke dalam bis tanpa
membawa botol, parahnya lagi setelah ia naik, masih bisa pura-pura tidak tahu
dan bertanya dengan polos “loh, mbak ini masih bisa kan naik tanpa botol? Yah
saya dulu bisa masihan, sekarang harus pakai botol ya? Tapi saya ga bawa ni mba jadi gimana? Apa saya
harus turun di pemberhentian selanjutnya?” dengan pertanyaan bertubi-tubi
membuat si embak sampe eneq jawabnya dan akhirnya
mempersilahkan orang ini duduk, diam, menikmati kesunyian Surabaya dalam ke
hingar bingarannya. Karena memang di dalam bis itu suasanaya sunyi, nyaman, dan
menenangkan, kayak waktu melihat senyum manismu itulah yha~
4.
Makan Pedas Terus Minum Es
Hal ini sering dialami oleh pecinta
pedas amatiran, belajaran, yang ingin tampak lebih keren di mata teman-temannya
karena mencoba dengan agak sedikit memaksakan untuk menyukai pedas,
padahal aslinya kagak kuat. Huft. Dengan, ya itu, habis makan
makanan yang pedas, mereka malah minum es, makan kepedesan dikit, minum lagi,
sampai-sampai kenyang karena minum bukan karena makan. Padahal kan sudah di kasi tau Sistaaaah, kalau makan pedas dikasi minum es itu malah semakin
berasa pedasnya~ ya tapi namanya orang ga
kuat tetep ngeyel dengan sistem yang
membuat perut mereka jadi agak seperti bumil tiga bulan akibat terlalu kenyang.
5.
Foto Selfie di Depan Cermin Toilet Umum
Ini biasanya favoritoz bagi para kaum hawa. Yha.
Foto depan cermin. Cerminnya bukan sembarang cermin karena cerminnya adalah
cermin yang ada di toilet umum yang mana toilet umum digunakan banyak orang dan
yah orang-orang melihat mereka, sementara mereka berfoto atau menanti mereka
selesai melaksanakan sesi sakral tersebut untuk sekedar bercermin. Yha mon maap
ya mbak-mbak kami misi bentar boleh, mau benerin kudung nihh~
Ya begitula potret keunikan,
kesalahan masyarakat yang sering saya temui di ibu pertiwi, kalau kamu paling
sering melakukan yang nomer berapa? Saya siy,
jelas nomer 1, supaya menjadi nomor satu dihantinya, eaaa~
0 komentar:
Posting Komentar