In #selftalk

Cara Melarikan Diri dari Dirimu Sendiri


Apa kamu juga sama sepertiku? Ingin melarikan dirimu sendiri? Jawabannya tentu ada. 
Menulis, menulislah, tulis hal-hal yang mengecewakanmu, hal-hal yang ada dalam pikiranmu, hal-hal yang setiap kamu mengingatnya membuat perasaanmu nyaman. Menulis membantu otakmu memetakan, mengerti, dan menerima dan tentunya ini bukan kataku, tapi penelitian psikologi yang sudah tervalidasi hasilnya. 

Dan ini cara coping stress yang ampuh bagiku, semoga kamu juga begitu. 

Sewaktu kecil, hal yang paling harapkan di masa depan adalah menjadi seorang yang bisa bekerja sembari explore banyak tempat baru dan bertemu berbagai macam orang. 
Mungkin efek dari Doraemon yang punya banyak hadiah dari kantong ajaibnya, aku kira kehidupan dunia masa depan semenyenangkan membayangkan hal itu. Atau bisa jadi juga karena siaran Wild Life yang seru dari National Geographic. Mempelajari Sains bagiku selalu menyenangkan. Mungkin juga berbeda di kamu, kalau masih ingat, apa cita-cita masa kecilmu yang kalau dibayangkan saat ini sepertinya lugu sekali? 

Senangnya lagi, sejak kecil orangtuaku sangat menyukai acara berita di televisi, maka sejak saat itu aku sudah selalu ikut-ikutan sok mengomentari politik dan pemerintah, padahal kata nenek "wes arek cilik ga usah ngerti urusan wong gede" -trans. udah anak kecil ngga usah ingin tahu urusan orang dewasa- kata-kata yang paling aku benci sewaktu itu. Karena tidak diizinkan bertanya dengan alasan yang menurutku tidak bisa aku diterima, "karena masih kecil".

Dan hal itu berakhir sejalan dengan usiaku yang bertambah, akhirnya perlahan bisa sedikit banyak mengerti beberapa hal dari bangku sekolah. Tempat aku bisa berimajinasi dan menemukan banyak hal baru, pertama aku rasakan di bangku Sekolah Dasar, Ruang Komputer, menyapa dunia internet dan sosial media 'Friendster', lalu di Perpustakaan, suka karena bisa baca ensiklopedia dengan gambar yang bagus-bagus. Hal itu berlanjut di Sekolah Menengah Pertama, aku suka sekali pelajaran Sejarah Dunia, Biologi sama TIK (bercampur Psikologi) disini Guru TIK-ku memperkenalkan alat tes kepribadian kepada kami di kelas 3 SMP.

Lalu memasuki masa Remaja, Masa Sekolah Atas mata pelajaran paling seru menurutku ada dua matpel di IPA, Biologi, Kimia, satu di IPS, Geografi dan satu di bahasa, Bahasa Jepang. Empat mata pelajaran ini membuat jiwa-jiwa eksplorku menjadi terpuaskan. Meski aku bukan tipe anak yang mudah menyerap informasi, tentu dengan senang hati aku memberikan effort lebih ketika mempelajari mata pelajaran itu. Aku sampai rela memberikan jawaban essay Kimiaku ke guru penjaga ujian karena memberi contekan ke temanku di seberang dan menulis ulang jawaban essay di kertas bekas lain, wkwkwkwkwk

Hal yang paling aku ingat dari pelajaran Biologi adalah, aku belajar paling niat di Biologi, tapi nilai di UNAS pelajaran itu juga paling jelek, wkwkwk. Lucu sekali hidup ini memang, tapi gapapa, meski begitu, aku tetap cinta biologi dan mau masuk jurusan Biologi di Kampus nanti dengan bangganya dan kekeh pada pilihan karena kecintaan terhadap alam ini.

Pagi-Siang-Malam aku belajar dan berharap bisa masuk jalur SBMPTN ke jurusan Biologi ITS, tapi sama seperti hasil lainnya, aku gagal masuk jurusan itu. Dan masuk jurusan kedua di Psikologi UIN Sunan Ampel, entah mengapa saat itu tapi juga tetap disyukurin aja, setidaknya aku tidak harus masuk sekolah swasta lagi untuk kedua kalinya.

Ternyata memang kadang rencana Tuhan lebih baik disyukuri saja. Kuliah Psikologi membuat banyak perubahan cara berpikir dan bertindakku. Setiap ada suatu timeline yang terjadi dalam rangakaian perjalanan, selalu aku coba mencocokkan dengan teori yang sudah dipelajari, atau kadang mencoba menjadi seorang paranormal mengenai kehidupan yang aku akan jalani kedepan apabila mengambil tindakan ini, atau mengambil langkah itu. Beberapa orang mungkin akan menganggap aku aneh atau apa, tapi meski kadang teori tidak selalu seperti kenyataan, setidaknya karena teori-teori itu aku selalu bisa berusaha memaknai setiap kejadian yang aku sedang jalani atau telah lalui.

Aku bersyukur sudah menyelesaikan studi psikologiku, bersyukur sempat mempelajari dunia jurnalistik, bersyukur sempat juga merasakan hiruk pikuk organisasi non-profit sampai profit. Mungkin sekarang saat yang tepat menentukan bidang yang sebenar-benarnya selalu berhasil membuat aku merasa hidup. 

Setiap kali aku menulis aku merasa hidup, meski sering juga setelah menulis dan membacanya ulang, merasa tulisan-tulisan ini kok gini banget, contohnya di Blog pribadiku sendiri. Tapi setidaknya aku senang, disini adalah tempat aku bisa menjadi diriku sendiri tanpa merasa dihakimi. 

Sejak kecil menulis selalu berhasil menjadi tempat pelarian yang baik. Dan sebenar-benarnya terapi menulis juga baik dan tidak memakan banyak biaya bagi manusia-manusia yang sedang berjuang melawan krisis mereka masing-masing.

You did well~ 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Diberdayakan oleh Blogger.