In

AS A MOM

becoming a mom. it's a great things.

24 Agustus 2023. 

Kamis ke-tujuh aku menjadi ibu. Alhamdulilah, 40 hari pertama kehadiran Keenan sudah terlewati dan semakin terasa cepat juga hari rasanya berlalu. apakah aku sudah sedikit memahami pola dan keinginannya, jadi terasa lebih nyaman hari-hari belakangan. Keenan sudah bangun dan tidur sesuai jadwalnya. Bangun pukul setengah tiga pagi, dan tidur pukul delapan malam. Jadwal pumping asi ku juga sudah bisa ontrack dengan cc asi yang bisa cepat penuh, kadang juga sedikit lama. tapi aku cukup enjoy dengan pumping karena aku bisa melakukan aktivitas lainya, sambil menonton film, membaca buku, dan seperti sekarang, sambil menulis blog pribadiku tetang pengalaman sebagai seorang ibu. Ibu Sisi. yang bahkan dahulu tidak pernah aku tulis dalam buku harian mengenai target menikah dan memiliki anak diusiaku ke dua puluh enam.

Usia 26. 
Sebagai ibu baru, jujur aku masih belum benar-benar sepenuhnya hadir saat DBF Keenan. Pernah sambil menonton serial netflix, sambil balas chat temen kantor, sambil melihat youtube, dan video-video random di Instagram. Yep, bukan hanya video random, tapi juga story temen-temen di sosmed. Di usia 26 mereka, sebagian ada yang sudah menjadi yang mereka inginkan, tekun, dan tentu saja terlihat sangat keren. Entah itu dengan pekerjaan mereka, dengan kesibukan mereka, atau bahkan hobi baru mereka. Tentu saja menarik dan menyenangkan melihat teman-teman yang dahulu pelatihan bersama, sekolah bersama, atau les bersama sudah menjadi seseorang. Mengingat ingat semua yang sudah dilalui 26 tahun terakhir. ternyata benar, waktu secepat itu ya. Overtime screening ini tidak berujung kalau tidak aku sendiri yang hentikan. Aku semakin tersadar, aku harus kembali on-track karena membaca buku "Berani tidak disukai" yang sudah aku beli sejak akhir 2021 silam, dan masih on-going sampai sekarang. Selain karena tidak menemukan mood -yang harusnya juga ngga gitu yah-. Dan overtime screentime ini membuatku stuck dan jalan di tempat, atau bahkan mundur dari sudut pandangku melihat diriku sendiri. Aku harus menyelamatkan diriku sendiri. Dengan lebih mindfullness. 

Mindfullness.
Menjadi Ibu bukan soal anak ternyata. Ini mengenai bagaimana aku mengenali diriku sendiri. Bagaimana aku bisa memahami anakku kalau belum bisa memahami soal diriku sendiri. Akhirnya itu yang kembali muncul dipikiranku. Kalau saja aku menjadi ibu yang sekedar menjalani rutinitas, bisa aja. Tapi aku ngga mau itu terjadi pada diriku sendiri, sedangkan aku berharap Keenan akan menjadi anak yang mempercayai segala hal yang nantinya diusahakan, disukainya, dan ditekuni. Aku harus kembali membuat mind-map, dan hal apa yang membuatku bersemangat setiap harinya bukan hanya sekedar menjalani tanpa makna. Seperti halnya belakangan. Dan bicara soal itu, semua dimulai dari rasa ikhlas dan menerima diri seapa adanya. you're enough Si. 

Merasa cukup.
Perkara merasa cukup kiranya perlu latihan sejak dini, dan sejak dini latihan ini tidak terlalu intensif sampai pada masa kuliah. Waktu kuliah adalah momentum terbaik diriku karena banyak asupan afirmasi positif dari ilmu yang aku pelajari, teman sampai dosen. Karena semua yang diawal dengan itu, berakhir ikhtiar dan tawakal. Aku berusaha semampu dan semaksimal mungkin, sisanya biar Allah yang mengurus. Hal hal yang diluar kendali memang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Ketika itu terjadi semua melegakan. Sekarang dengan adanya Keenan, aku merasa punya motivasi dan kesadaran diri penuh. 

Keenan.
Halo Nak! ini ibu di usia 26 tahun, kamu usianya 7 minggu menuju 8 minggu. Ibu nulis ini waktu kamu sudah tidur setelah poop dan kena sprei dan baju ibu karena poop waktu lagi nenen, meski refleks ibu masih kaget, padahal tau jadwal poopmu selalu jam 6 sore, 6 pagi dan 12 siang, tapi ibu selalu seneng loh kalau kamu banyak poopnya. karena itu artinya tidurmu akan pules dan malem harinya ga akan poop ditengah malam. Makasi ya Keen sayang, kamu selalu bisa bikin ibu menyadari hal-hal baik satu persatu. Ibu mau melakukan yang terbaik buat ibu dan juga Keen. Semoga keluarga kecil kita selalu kompak dan ditunjukan jalan sama Allah ya Nak. Semoga bisa segera bareng-bareng Papap ga LDR-an lagi, semoga ibu bisa segera merealisasikan rencana-rencana ibu. Semoga banyak kenangan yang akan jadi core memory ibu dan kamu. Kamu tumbuh menjadi anak yang percaya diri, menerima diri dan mengusahakan yang terbaik untuk dirimu. Sehat-sehat ya Sayangnya Ibu dan Papap. 



Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In #life #opinion

Awal & Akhir, berlawan namun beriringan.

Awal dan Akhir. 

Dua kalimat bertolak belakang tapi saling berkaitan. Tanpa ada awal, tidak akan ada akhir, begitupun sebaliknya, akhir dari sesuatu adalah awal yang baru. 

mungkin, hal ini bisa di sebut keseimbangan, seperti badai dan pelangi, hujan dan panas, sedih dan senang, tanpa ada hal yang berlainan, kita tidak bisa menikmati hal lainnya secara nyata. 

Ketika kita merasa sedih, tentunya, hal-hal membahagiakan kecil akan lebih bisa disyukuri. Hari yang melelahkan, diganti dengan sapaan hangat teman kantor yang menanyakan harimu. Sambutan hangat dari keluarga, atau malah sebaliknya. Hari yang memusingkan di rumah, disambut tawa ceria suasana kantor.  


Banyak yang aku harapkan bisa aku kerjakan sesuai ekspetasi, selesaikan, ataupun taklukkan. Tapi pada akhirnya, menyadari sebelum dirasa mampu oleh orang lain bukanlah kegagalan. Kadang, ada waktunya kamu untuk berhenti mencoba, dan kembali memutar kembali semua hal yang diperjuangkan selama ini. Pekerjaan dan dedikasi adalah salah satunya. 

Sejak kuliah aku berprinsip menyelesaikan dengan sebaik-baiknya hal yang sudah kumulai. Menyelesaikan dengan sempurna masa jabatan di organisasi, meski terasa melelahkan tanpa adanya mentor kanan-kiri. Melakukan yang terbaik dalam hal yang sedang di tekuni, mulai dari tugas akhir kuliah, pekerjaan part-time dengan dosen, sampai pekerjaan pertama seusai kuliah dengan sedikit dramanya. Semua selalu kuusahakan diakhiri dengan baik dan ditutup semanis saat ia dibuka.

Tidak terkecuali pekerjaanku saat ini. Tidak sedikit aku merefleksikan diri dan merenungi setiap kali mendapat teguran kecil maupun keras, beberapa waktu aku merasa benar-benar tidak bisa diharapkan, meskipun sudah mengulik dengan mendetail. Ada waktu dimana, akhirnya hati merasa cukup tenang, ketika di peringati atau hal-hal kecil lainnya. Tapi selepas kejadian pada suatu hari di akhir bulan Januari, tahun 2023. Akhirnya aku mengerti, ada kalanya kita berhenti mencoba, berhenti mendebat, berhenti menjelaskan. Kadang memang ada orang-orang tidak mau mendengar penjelasan karena ia hanya ingin melampiaskan. 

Hari-hari sebelumnya, sudah cukup melelahkan, aku berusaha untuk tetap bisa stabil ditengah tekanan yang memang akan selalu ada. Hari itu cukup membuatku akhirnya tidak bisa menahan lagi semuanya, dan harus kembali memikirkan masalah "selesai" setelah 5 bulan berhasil kembali merasa lebih lega. 

akhirnya, pada akhir bulan 2023 ini, aku yakin, aku harus selesai dengan lingkungan tidak sesuai ini. Aku sudah berhenti mencoba dan berusaha. Pada akhirnya, ada hal-hal yang memang tidak bisa selalu di upayakan. Mengambil langkah mundur, untuk bisa berlari lebih jauh di tempat yang lainnya.

Karena akhir adalah permulaan lainnya yang baru.

cheer up! :)  

Aku berterima kasih atas semua pelajaran, kenangan, dan pengalaman selama bekerja di sana, tidak ada yang tidak aku syukuri. Teman yang baik, tempat belajar yang kompleks dan suka-duka yang menyertai. 

Masa belajarku sudah harusnya berakhir sebelum semakin tidak baik. 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Diberdayakan oleh Blogger.