In #life

Antara Aku dan Festival Lentera Terbang

Malam tahun baru kemarin, aku nikmati dengan menatap layar laptopku dan mulai memikirkan apa-apa saja yang sudah aku alami selama setahun terakhir, tapi lagi lagi suara semarak kembang api diluar tidak bisa menghentikanku untuk barang sebentar menengok langit diluar. Aku melihat sesuatu yang agak beda tahun ini. Ada Lentera terbang di langitku. Memang tidak banyak, bahkan lentera itu bisa dihitung dengan jari, tapi parasnya mampu mengalihkan pandanganku dari sekedar kembang api yang jauh lebih meriah, riuh dan tentunya lebih besar. Cahaya kecil di langit itu tidak berhenti membuatku terpana.


New year and It's Euforia
setelah ia menghilang, beberapa saat kemudian aku membayangkan dapat melihat dan ikut dalam sebuah Festival Lentera seperti dalam Film Disney Tangled. 
It's Really Gonna be a Great Experience. 

Cara Menerbangkan Lampion
Karena aku benar-benar ingin mencoba menjadi salah satu partisipan festival ini, aku browsinglah bagaimana cara kerja hiasan langit cantik ini. Ternyata hal tersebut mirip dengan cara kerja balon udara. Ada api di tengah-tengah lampion yang sudah di bentuk persegi agak silinder (pada bisa banyangin kan ya? mhehehe) ketika api menyala, uap api di dalam lampion akan memanaskan udara dan menurunkan kerapatannya, membuat lampion tersebut bisa terbang di udara.

Bicara soal lentera atau biasa disebut masyarakat cina dengan Sky Latern, biasa disebut orang Thailand dengan  KhumLoi, atau suka juga di namain orang Brazil dengan Festas Juninas ini, ternyata menyimpan sejuta cerita dan sejarahnya masing-masing. Aku akan bercerita singkat mengenai masing-masing sejarahnya dari hadis riset ala kadarnya. Nanti kalau udah lihat beneran, akan aku tanya ke sumber langsungnya kok gais. ehehe

Taiwan/China
Di Taiwan festival ini di adakan di PingXi District. Dulunya di zaman perang, melambungkan lentera digunakan untuk meminta bala bantuan ketika musuh menyerang. Di kertas lentera ditulis kalimat-kalimat memohon bantuan

Thailand
Festival ini diadakan masyarakat Thailand selama Yi Peng atau Bulan Purnama ke Dua dari Kalender Lanna dan bulan ke 12 Kalender Lunar. Hal ini disimbolkan sebagai kekhawatiran dan kengambangan masalah para manusia.

Brazil dan Amerika Latin
Festival ini diadakan ketika liburan musim dingin dan biasanya dihadiri para sejoli anak muda dan keluarga-keluarga.

Indonesia
Festival ini juga ada loh di Indonesia, Jogja lebih tepatnya. Festival ini diadakan untuk memperingati hari Waisak.

India
Di Bengal dan India Utara, orang-orang Budha merayakan Probaroma Purnima yang mengartikan melepas 3 bulan pelepasan masa peminjaman mereka, dan juga merupaka festival terbesar kedua orang Budha setelah Diwali.

Konklusi
Dari semua hal yang sudah aku kumpulkan mengenai festival lentera di langit , sebenarnya sama, yaitu mengacu pada rasa kebersyukuran. Dari Indonesia sendiri, ada perayaan Hari Waisak, dari India ada ungkapan kebersyukuran setelah melewati masa peminjaman 3 bulan, di Brazil mungkin bisa dibilang bersyukur juga karena sudah memasuki masa liburan musim dingin dan di China maupun di Thailand melambangkan cara masyarakat untuk menghargai sejarah dan mebudayakan tradisi manusia terdahulu.  Manusia memang sudah seharusnya mengkungkapkan rasa syukur mereka dalam berbagai bentuk ekspresi. Intinya satu, tanda berterima kasih.

Duniaku
Begitu pun dengan aku.
Banyak hal yang sudah terlewati di tahun 2017, banyak hal yang mulanya hanya aku harapkan dalam mimpi dan tertulis acak adut di kertas catatan pribadi sebagai goals, yang sekarang, beberapa sudah dicoret karena Allah mengabulkannya. Dari semua perasaan bersyukur, manusia memang makhluk yang tidak akan pernah lelah meminta lebih. Masih saja ada fase-fase juga dimana aku merasa down dan kurang pantas mendapat semuanya. Inferior. Minder. Ragu-ragu. Nggak yakin. dan semua istilah yang bisa menggambarkan betapa merasa kecilnya aku di duniaku sendiri.

Lihat Instagram temen-temen yang sudah melalang buana keliling negeri dongeng, melihat prestasi teman-teman di kampus yang jauh lebih mapan, atau sekedar melihat mereka dengan lingkar pergaulan yang tampak akrab dan hangat. Perasaan kesepian kerap menghampiri, tanpa tahu malu. Memang, tidak sedikit juga orang yang menganggap aku lebih wow dari mereka. Secara serampangan memuja-muji aku, membuat aku semakin merasa jatuh kedalam duniaku, membuat aku semakin terbebani dengan segala kata-kata manis mereka terhadapku, membuatku semakin takut menjadi aku yang sesungguhnya. Aku perlahan menyadari bahwa semakin jauh aku dengan diriku sendiri. Aku semakin takut mengecewakan orang lain, semakin takut menjatuhkan ekspetasi mereka padaku, semakin takut menjadi apa yang mereka tidak suka.
Aku Takut.

Kalau di psikologi, mungkin ini sama dengan teori dalam kesalahan pola berpikir milik  Albert Ellis dalam Cognitive Behavior Therapy, orang-orang dengan kesalahan pola pikir seperti ini yang biasanya membuat overthinking

Overthinking
Aku juga jadi sempat kehilangan minat menulis, baca novel, berkumpul bersama orang-orang, bahkan aku kehilangan kepercayaan diri yang sudah susah payah aku bangun selama dua tahun terakhir. Bulan November dan Desember ini, merupakan bulan yang bukan aku banget. Mungkin orang-orang melihatnya biasa aja, Mungkin aku memang masih bisa terlihat begitu, tapi hati seseorang siapa yang tahu? Pada akhirnya we are all just keep everything inside ourself. Dan Perasaan down yang paling terasa, terjadi ketika aku terpilih menjadi Pimpinan Umum (PU) salah satu UKM yang aku ikuti.

Aku Bisa apa?
"Aku bisa apa ya, kok bisa sampai jadi ketua?," adalah kalimat pertama yang terlintas di dalam hatiku, seorang Sisi yang masih less control, be a leader? seriously? Selama seminggu setelah diangkat, aku menjadi lebih sering melamun, sendiri, dan tidur (pastinya). lost interst in almost everything I usually have fun. Sampai aku harus menaikkan mood dengan lihat drama, bahkan setelah lihat perasaanku tetap masih ada yang menganjal, aku memutuskan untuk makan makanan favoritku, dan hal itu malah makin memperparah keadaan, kesal karena aku makin gendut, sampai akhirnya aku memaksakan diri untuk bertemu teman-teman komunitas (karena perasaan gak jelasku yang membuatku nggak mood) syukurnya bertemu mereka berhasil menaikkan moodku, meskipun setelah pulang, masih saja aku jadi kepikiran gimana aku bisa bagi waktu buat kuliah, komunitas, dan UKM, padahal aku juga pingin coba banyak hal lain di semester depan. how could I Focus all mater things at the same time? Lagi-lagi aku stuck. Takut tidak maksimal dan mengecewakan 

Someone to Talk to
Sampai akhirnya jumat (29/12) kemarin, aku bertemu salah satu orang teman sekelasku saat SMA, yang dengan baik hatinya menjadi someone to talk to ku. Sejauh ini memang sudah beberapa orang mencoba menyemangati aku, bilang kalau kamu itu bisa kok, tapi tetap aku masih ga yakin dan feel gulity. Rifky, yang juga anak Pers Mahasiswa di kampusnya, dengan bijaknya memberiku banyak bayangan dan gambaran umum soal dunia per-PU-an. Yang bahkan, kalau di kampus dia, orang pada berebut jadi PU, sedangkan disini, kita malah emoh emoh.

Dari situ aku belajar, ternyata apa yang membuat kita takut akan amanah dan peran baru bukan karena apa-apanya, tetapi karena masih belum paham jobdesk dab tentunya perasaan ketakutan akan tidak mampu dirinya. Mungkin Rifky juga menjadi orang pertama yang akhirnya menyadarkanku bahwa "yes, u really gonna make it, Si". Ya, memang aku saat ini 'pun' sebenarnya, aku masih gamang dan ngambang. Tapi setidaknya dia berusaha mengembalikan beberapa persen kepercayaan diriku.

Mungkin dia juga yang mengingatkanku lagi, kalau setiap orang itu sedang dalam proses belajarnya, "orang-orang pasti akan lebih mengerti kamu, seiring berjalannya waktu. Mereka enggak akan sejudgemental itu sama kamu kok. Sekalipun iya, toh mereka tidak pernah benar-benar tahu posisi dan usaha kamu sebagaimana,", Menyadarkanku kalau nggak perlu lah takut sama pendapat orang bagaiamana, selama kita sudah berusaha membuktikannya secara lisan dan tindakan. Its really more than enough..

Kuncinya utamanya cuma satu, diri sendiri. kalau sedang dirundung feeling blue mungkin kita memang butuh waktu untuk menerimanya, cuma tetep kudu tau, sampai kapan mau lari dari masalah dan meratap terus.

Jangan menyimpan itu dalam kepala sendiri, sometimes we just need someone to talk to, that someone can break your own mental block, your own destructive mindset and that someone who can tell u that's everything gonna be okay. U can do It!


Dan sama seperti Filosofi dari Sky Latern tadi, dimana wujud dari kengambangan masalah manusia dari sudut pandang Thailand, wujud rasa bersyukur dari sudut pandang penganut agama Budha, orang-orang Brazil maupun wujud pertolongan dalam keadaan darurat bagi rakyat China dan Taiwan. Akupun bersyukur atas segala hal yang pernah terjadi di tahun 2017, aku juga masih merasa ngambang dengan beberapa tantangan yang sudah diamanahkan kepadaku di tahun 2018 itu, dan yang pasti aku juga percaya Allah selalu membantu dan tidak pernah meninggalkan hambanya barang sedetik pun, apalagi disaat-saat darurat. 2018, You really Gonna be more Amazing! Bismillah.

Resolusi 2018?
Mungkin yang pertama itu
bisa lihat dan ikut Festival Sky Latern. yey. 
Kalau Resolusimu?

[cc]




Related Articles

2 komentar:

  1. Tenang mbak, aku neng mburimu!!!
    Tetap menjadi kak Sisi yang aku kenal yaaa

    BalasHapus
  2. Aku juga di belakangmu kak. Sembari meneriakkan yel-yel dan mengibaskan rumput jepang.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.